Minggu, 01 April 2012

refleksi pendidikan karakter


BAB I
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
A.      Hakikat Pendidikan Karakter
Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, maupun merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).
B.      Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi: (1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural; (3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media masa.
C.      Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasikan 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.
D.      Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu mansuia (kognitif, afektif, psikomotor) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual dan emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga and kinestetik (physical and kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity development).



BAB II
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER


A.    Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional
Pendekatan yang digunakan Kementrian Pendidikan Nasional dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu:
1.       Stream top down. Dalam stream ini pemerintah menggunakan lima strategi yang dilakukan secara koheren, yaitu: (a) sosialisasi, (b) pengembangan regulasi, (c) pengembangan kapasitas, (d) implementasi dan kerjasama
2.       Stream Bottom Up
Pembangunan pada jalur/tingkat (stream) ini diharapkan dari inisiatif yang datang dari satuan pendidikan.
3.       Stream Revitalisasi Program
Pada jalur/tingkat ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter dimana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakulikuler yang sudah dan sarat dengan nilai-nilai karakter.
B.      Strategi di Tingkat Daerah
Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren: (1) penyusunan perangkat kebijakan di tingkat kabupaten/kota, (2) penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan, (3) memberikan dukungan kepada Tim Pengembangan Kurikulum (TPK) tingkat kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan, dan (4) dukungan sarana, prasarana dan pembiayaan.
C.      Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan.
1.       Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu: (a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja.
2.       Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu: (a) kgiatan rutin, (b) krgiatan spontan, (c) keteladanan, (d) pengkodisian.
3.       Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakulikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakulikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakulikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
4.       Kegiatan keseharian di ruman dan di masyarakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat.
D.      Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran
Apabila pendidikan karakter diintegrasikan dalam ko-kurikuler dan ekstrakulikuler akan memerlukan waktu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Untuk itu, penambahan alokasi waktu pembelajaran dapat dilakukan, misalnya:
1.       Sebelum pembelajaran dimulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca surat-surat pendek dari kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama 15-20 menit.
2.       Di hari-hari tertentu sebelum pembelajaran dimulai dilakukan kegiatan muhadarah (berkumpul dihalaman sekolah) selama 35 menit.
3.       Pelaksanaan ibadah bersama-sama di siang hari selama antara 30-60 menit.
4.       Kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri, yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai.
5.       Kegiatan untuk membersihkan lingkungan sesudah jam pelajaran berakhir berlangsung selama antara 10-15 menit.
E.       Penilaiaan Keberhasilan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langka-langkah berikut:
1.       Menetapkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati
2.       Menyusun berbagai instrumen penilaian
3.       Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator
4.       Melakukan analisis dan evaluasi
5.       Melakukan tindak lanjut

Selasa, 20 Maret 2012

Refleksi Model Pembelajaran



Model Pembelajaran Cooperative Script
Dansereau Cs., 1985

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:
  • Guru membagi siswa untuk berpasangan
  • Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  • Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  • Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  • Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas
  • Kesimpulan guru
  • Penutup
Kelebihan:
  • Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan
  • Setiap siswa mendapat peran
  • Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan
Kekurangan:
  • Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  • Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut

refleksi RPP


Rencana Pelaksaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan       :
Hari / Tanggal              :
Mata Pelajaran             : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester            : IV/I
Alokasi Waktu             : 2 x 45 menit

 
Standar Kompetensi
2. memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
Kompetensi Dasar    
2.3. menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
Indikator       
Mengidentifikasi bagian daun tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasikan bagian daun pada tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
Materi Pembelajaran
-       Daun dan fungsinya
Tumbuhan memiliki daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang. Daun umumnya berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang ada pada daun. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah, atau ungu.
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun seperti dibawah ini:


keterangan:
a. Helai Daun
b. Pelepah Daun
c. Tulang Daun
d. Tangkai Daun











Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar seperti dibawah ini:
Tulang Daun Menyirip
Tulang Daun Melengkung
 
Tulang Daun Menjari
Tulang Daun Sejajar

  1. Tulang daun menyirip. Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan. Contoh tumbuhan yang memiliki janis tulang seperti ini adalah daun jambu, mangga dan rambutan.
  2. Tulang daun melengkung. Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
  3. Tulang daun menjari. Tulang daun ini bentuknya seperti garis-gairs tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya, jarak, ketela pohon dan kapas. 
  4. Tulang daun sejajar. Tulang daun ini berbentuk seperti garis-garis sejajar. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Misalnya, tulang daun tebu, padi, pandan, dan semua jenis rumput-rumputan. 
-       Fungsi Daun
Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai tempat pembuatan makanan, pernapasan, dan penguapan.
  1. Pembuatan makanan. Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih akan disimpan.
  2. Pernapasan. Dipermukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara. 
  3. Penguapan. Tidak semua air yang diserap akar akan dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagaian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun dalam bentuk uap air.

Metode Pembrlajaran
-       Ceramah
-       Tanya jawab
-       Penugasan

Kegiatan Pembelajaran
a.       Kegiatan awal
  • Guru memberi salam kepada siswa 
  • Guru melakukan presensi mengenai kehadiran siswa
   Apersepsi
  • Guru mengingatkan siswa mengenai pelajaran sebelumnya yaitu mengenai bagian-bagian tumbuhan seperti daun
b.      Kegiatan Inti
         Eksplorasi
  • Guru menjelaskan mengenai daun 
  • Guru menjelaskan mengenai struktur daun 
  • Guru menjelaskan mengenai fungsi dari daun
Elaborasi
  • Siswa mengamati daun pada tumbuhan yang telah dibawa. 
  • Siswa dibagikan kertas untuk menggambar daun sesuai dengan daun yang diamati 
  • Dengan bimbingan guru, siswa diminta menulis nama daun 
  • Siswa diminta untuk dapat menyebutkan jenis tulang daun 
  • Siswa diminta untuk dapat menyebutkan kembali fungsi daun sesuai dengan hasil pengamatan didepan siswa lainnya
Konfirmasi
  • Guru memberikan pujian kepada siswa 
  • Guru memberikan evaluasi kepada siswa
c.       Kegiatan Penutup
  • Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajarai baik dari buku paket maupun dari penelitian secara langsung 
  • Salam penutup
Media dan Sumber Pembelajaran
Sumber            : Buku Pelajaran Kelas 4
Media              : Tumbuhan yang memiliki bagian yang lengkap sebagai bahan penelitian

Penilaiaan
Bentuk Instrumen       : Isian
Bentuk Tes                  : Tertulis
Kriteria Penilaian        : jumlah benar x 2o
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1.      Sebutkan bagian-bagian pada daun yang lengkap !
2.      Sebutkan jenis-jenis daun berdasarkan bentuk tulangnya !
3.      Berikan 3 contoh daun berdasarkan jenis tulang daun melengkung !
4.      Berikan 3 contoh daun berdasarkan jenis tulang daun sejajar !
5.      Sebutkan 3 fungsi daun !

Kunci jawaban
1.      a. Tulang Daun
b. Helai Daun
c. Pelepah Daun
d. Tangkai Daun
2.      a. Tulang daun menyirip
b. tulang daun melengkung
c. tulang daun menjari
d. tulang daun sejajar
3.      a. Tulang daun sirih
b. tulang daun gadung
c. tulang daun genjer
4.      a. Tulang daun tebu
b. tulang daun padi
c. tulang daun pandan
5.      a. Pembuatan makanan
b. pernapasan
c. penguapan

salatiga, tanggal/bulan/tahun
mengetahui:
 
Kepala Sekolah


Nama:
NIP 


Guru Kelas VI


Nama:
NIP: