Belajar ialah suatu proses uasaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar:
1.
Perubahan terjadi secara sadar
2.
Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional
3.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan
aktif
4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Teori – Teori Belajar
1.
Teori Gestalt
Teori
ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman, yang sekarang menjadi
diseluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum
dalam belajar yaitu:
a.
Geslat mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah
unsur-unsurnya,
b.
Geslat timbul lebih dahulu dari pada
bagian-bagiannya.
Jadi, dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu
memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang
penting bukan mengulangi hal-hal yang harus di pelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan insight adalah:
a.
Insight tergantung dari kemampuan dasar
b.
Insight tergantung dari pengalaman masa lampau
yang relevan
c. Insight hanya timbul apabila situasi belajar
diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati
d.
Insight adalah hal yang harus dicari, tidak
dapat jatuh dari langit
e.
Belajar dengan insight dapat diulangi
f.
Insight sekali-kali dapat digunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru
Prinsip
belajar menurut teori Gesstalt.
a.
Belajar berdasarkan keseluruhan
b.
Belajar adalah suatu proses perkembangan
c.
Siswa sebagai organisme keseluruhan
d.
Terjadi transfer
e.
Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f. Belajar harus dengan insight
g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan
minat, keinginan dan tujuan siswa
h.
Belajar berlangsung terus-menerus
2.
Teori Belajar Menurut J. Bruner
Kata
Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk
mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
lebih banyak dan mudah. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi
aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk
meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning
environment”, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi,
penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan
yang sudah dikenal. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa,
hal itu dimana dapat digolongkan menjadi:
a. Enactive
seperti belajar naik sepeda, yang harus
didahului dengan bermacam- macam keterampilan motorik.
b.
Iconic
Seperti mengenal jalan yang menuju ke
pasar. Mengingat dimana bukunya yang penting diletakkan.
c. Symbolic
Seperti menggunakan kata-kata, menggunakan
formula.
Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini:
1. Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi
aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Menganalisis struktur materi yang akan
diajarkan, dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti
oleh siswa.
3. Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti
membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah,
sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat men-transfer apa yang sedang
dipelajari.
4. Memberi reinforcement dan umpan balik (feed-back).
Penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan
jawab”nya.
3.
Teori Belajar dari Piaget
Pendapat
Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai
berikut:
1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda
dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil,
mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk mneghayati
dunia sekitarnya.
2.
Perkembangan mental pada anak melalui
tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan
itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari
tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
4.
Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4
faktor, yaitu:
a.
Kemasakan
b.
Pengalaman
c.
Interaksi sosial
d. Equlibration (proses dari ketiga faktor di atas
bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
5.
Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:
a.
Berpikir secara intuitif ± 4 tahun
b.
Beroperasi secara konkret ± 7
tahun
c.
Beroperasi secara formal ± 11 tahun
4.
Teori dari R. Gagne
Terhadap
masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut dengan “The domains of learning” yaitu:
1.
Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu koordinasi dari
berbagai gerakan badan.
2.
Informasi verbal
Dalam hal ini dapat mengerti bahwa
untuk mengatakan sesuatu ini perlu inteligensi.
3.
Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan
dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol.
4. Strategi kognitif
Ini merupakan organisasi keterampilan
yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan
berpikir.
5. Sikap
Sikap ini penting dalam proses
belajar, tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik.
5.
Purposeful learning
Purposeful
learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan
yang:
a.
Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau
bimbingan orang lain.
Urutan Purposeful learning tanpa bimbingan:
1. Memperhatikan situasi belajar.
2. Menetapkan tujuan, mengarahkan perhatian dan
kegiatan kepada pencapaian tujuan.
3. Mengadakan usaha-usaha pendahuluuan yang
mencakup berpikir produktif dalam hubungan dengan tugas-tugas di dalam bidang:
Ø
Kognitif,
Ø
Psikomor, dan
Ø
Afektif.
4. Latihan untuk memperoleh kecakapan dan untuk
mencapai tujuan.
5. Mengevaluasi tingkah laku.
6. Mencapai tujuan (Mengalami kepuasan menggunakan
pengetahuan dan kecakapan yang lebih tinggi tingkatannya (daripada sebelum
belajar) didalam situasi lain
atau tidak mencapai tujuan (menubah tujuan,
mengubah respons, atau mengundurkan diri).
b. Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam
situasi belajar-mengajar di sekolah.
1.
Memeperhatikan situasi belajar
2.
Menetapkan tujuan: mengarahkan dan memperhatikan
kegiatan kepada tercapainya tujuan
3. Mengadakan percobaan (usaha) dalam bidang:
a.
Kognitif
b.
Psikomotor
c.
Afektif
4.
Latihan/praktek untuk memperoleh kecakapan dan
untuk mencapai tujuan
5.
Menilai tingkah laku sendiri
6.
Mencapai tujuan
7.
Memperoleh kepuasan
6. Belajar dengan Jalan Mengamati dan Meniru (observasional
Learning and Imitation)
Menurut
Bandura dan Walters, tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari mula-mula
dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan.
1.
Model yang ditiru
Model yang diamati dan ditiru siswa
dapat digolongkan menjadi:
a.
Kehidupan yang nyata
b.
Simbolik
c.
Representasional
2.
Pengaruh meniru
Menurut Bandura dan Walters,
penguasaan tingkah laku atau response baru, pertama-tama adalah hasil dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam waktu yang bersamaan (kontiguitas) yang
diamati. Menurut teori ini yang penting adalah bagaimana response itu mula-mula
dipelajari. Proses tersebut akan lebih jelas dengan memperhatikan 3 macam
pengaruh yang berbeda dari pengamatan (observasi) dan peniruan.
a.
Modeling effect
Dengan jalan mengamati dan meniru,
siswa menghubungkan tingkah laku dari model dengan response yang baru bagi
dirinya, response yang pertama kali dilakukannya. Jelas, model itu harus
menunjukkan tingkah laku yang baru bagi siswa tetapi dapat dilakukan oleh siswa
tersebut.
b.
Disnhibitory effect
Dengan mengamati model, seorang siswa
dapat memperlemah atau memperkuat respons-respons terlarang yang telah
dimiliki.
c.
Elicting effect
Dengan mengamati dan meniru suatu
model, siswa menghubungkan tingkah laku dari model, dengan respins-respons yang
telah dimiliki.
3.
Beberapa faktor yang mempengaruhi peniruan
a. Konsekuensi dan respons yang dilakukan (hadiah
dan hukuman, pengaruh hukuman tidak mudah diramalkan seperti pengaruh hadiah)
b.
Sifat-sifat siswa
Siswa yang suka meniru biasanya adala
yang:
Ø
Mempunyai rasa kurang harga diri
Ø
Kurang kemampuannya
Ø
Mereka mempunyai sifat-sifat yang sama seperti
dalam model
Ø
Berada dalam suasana perasaan tertentu karena
tekanan dari luar atau karena obat.
4.
Melupakan respons yang ditiru
Bandura dan Walters lebih tertarik
perhatiannya pada peniadaan (extinction) tingkah laku yang tidak baik dari pada
memperlemah tingkah laku yang baik. Beberapa cara untuk meniadakan respons itu
adalah:
a. Tidak memberi hadiah atas suatu response
b.
Menghilangkan penguat yang positif
c. Menggunakan peransang yang tidak menyenangkan
misalnya hukuman
d.
Belajar berkondisi (counterconditioning)
5.
Penerapannya di sekolah
a. Tingkah laku sosial dapat dipelajari dengan
jalan mengamati dan meniru. Sekolah mempunyai peranan yang penting dan
mengembangkan tingkah laku sosial siswa-siswa
b. Tingkah laku psikomotor dapat juga dipelajari
dengan jalan mengamati dan meniru
c. Perkembangan keterampilan vokal
7.
Belajar yang Bermakna
1.
Tipe-tipe belajar
Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe
belajar, yaitu:
a. Dimensi menerima (reception learning) dan
menemukan (discovery learning)
b. Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar
bermakna (meaningful learnign)
Kalau dua dimensi itu digabung, akan kita peroleh empat macam belajar (Ausubel
dan Ribinson) yaitu:
a. Meaning
reception
b. Rote
reception
c. Meaningful
reception
d. Rote
discovery
2.
Struktur dan proses internal
Menurut Ausubel dan Robinson,
struktur kognitif itu bersifat piramidal. Bagian puncaknya yang sempit berisi
konsep-konsep atau teori-teori yang paling umum, bagian tengah yang agak luas
berisi sub-subkonsep yang kurang umum, dan bagian dasar yang paling luas berisi
informasi-informasi khusus (konkret).
Proses pengintegrasian informasi atau
ide baru ke dalam struktur kognitif yang telah ada disebut subsumi. Ada dua
macam subsumi yaitu:
1.
Subsumi derivatif
Bila informasi atau ide baru adalah
kasus khusus yang membantu atau menerangkan ide yang telah dipunyai, maka
proses menghubungkan keduannya sehingga terjadi belajar, disebut subsuni
dirivatif.
2.
Subsumi korelatif
Bila ide (informasi, konsep dan
sebagaiannya) yang baru mengubah ide (informasi, konsep dan sebagainya) yang
telah dipunyai, maka proses menghubungkan keduanya disebut subsumi korelatif. Subsumi
itu bermanfaat untuk memperkuat belajar atau mencegah lupa.
3.
Variabel-variabel di dalam belajar bermakna
Macam-macam variabel struktur
kognitif adalah:
1.
Pengetahuan yang telah dimiliki
Bagaimana bahan baru dapat dipelajari
dengan baik, bergantung pada apa yang telah diketahui (advence-organizers)
2.
Diskriminabilitas
Konsep-konsep baru yang dapat dibedakan
dengan jelas.
MENGAJAR
Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara
sadar untuk merobah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada
seseorang.
Teori-teori mengajar
1)
Teori Assosiasi (dikemukakan oleh Herbart)
mengajar adalah memberikan
tanggapanatau pengetahuan seluas-luasnya kepada anak. Tujuannya adalah
berfikir, yaitu membuat hubungan antara tanggapan dengan pengetahuan baru (
bahan yang akandiajarkan), dan agar pengajaran dapat diterima maka pengajaran
harus tahap demitahap. Langkah mengajar dengan teori ini, sebagai berikut
a.
Persiapan;
b.
presentasi (penyajian);
c.
mengadakan perbandingan dan asosiasi bahan;
d.
perumusan/ penyimpulan;
e.
aplikasi/penerapan
2)
Teori Gestalt atau lebih dikenal dengan teori
totalitas
Berpandangan bahwamanusia menghayati
sesuatu perangsang ditanggapi secara keseluruhan, bukan bagian-bagian dari
perangsang itu. Mengajar berdasar teori ini adalah memperjelas dan memperinci
perangsang totalitas menjadi jelas bagian-bagiannyadan ikatan bagian-bagian
itu. Dengan begitu sistematik pengajaran menurut teoriini ialah dari hal yang
spesifik menuju pengetahuan yang menyeluruh.
3)
Teori kognitif
pembelajaran menurut teori belajar
kognitif adalah caraguru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar
dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan
pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada kemampuan
mengenal padaindividu yang belajar. Pada umumnya teori ini diterapkan dengan eksperimen/percobaan
langsung terhadap hal-hal yang sedang dipelajari.
4)
Teori Daya
menurut teori ini jiwa manusia
terdiri atas berbagai macam daya, yaitu daya mengenal, merasa, menghayal,
mengamati, menyimpan, mereproduksi, mengasosiasikan tanggapan, berkehendak,
mengingat dan berfikir. Daya yang dimaksud disini adalah kemampuan di dalan diri
individu. Tiap daya dapat dididik dan dilatih sendiri-sendiri secara terpisah.
Karenanya menurut teoriini bahan /tugas/ latihan apa saja yang diberikan tidak
menjadi problem, makamengajar berdasarkan teori ini orientasinya memberikan
bahan/tugas/latihan sebanyak-banyaknya. Tujuan latihan-latihan itu diberikan
sebagai faktor yang mendukung berkembangnya kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam hidupnya
5)
Teori Behaviorik (Teori Tingkah Laku)
menekankan bahwa pembelajaran adalah
usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
(stimulus). Mengajar juga merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara
langsung dan teratur yang dilaksanakan agar terciptakondisi belajar (Billings
dan Halstead, 1998). Lingkungan yang mendukung dalam proses belajar dapat
mengubah pola kebiasaan orang itu dalam belajarnya (Rankin dan Stallings,
2001). Sebagai contoh, pengajar menciptakan situasi belajar diskusi (stimulus)
agar murid dapat menyelesaikan masalah dengan berbagaisudut pandang (respon yang diinginkan).
6)
Teori Vygotsky
menekankan pada hakekat sosiokultural
dari pembelajaran. Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peser
tadidik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
masih berada dalam jangkauan kemampuan
(zone of
proximal development). Daerah ini terletak antara tingkat perkembangan anak
saat ini yang didefinisikansebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Oleh karenanya, teori ini juga
disebut teori perancahan (Scaffolding).
Tidak hanya mendapatkan bantuan dari orang yang lebih tua, atau teman sebaya,
namun diharapkan murid mendapatkan kemampuan bertanggung jawab untuk melakukan
tugasnya sendiri melalui proses belajar (Kozier, 1995).
tolong jelaskan tentang pengertian
BalasHapusa. Meaning reception
b. Rote reception
c. Meaningful reception
d. Rote discovery
dan berikan contoh konkritnya dalam proses belajar mengajar ?
kalau bisa diklatkan dengan pengalaman pribadi anda ?